Dialektika : Politik dan Etika

Diposting oleh Adam Syarief Thmrn on Senin, 12 Desember 2011

Sebuah pertentangan unik yang pernah terjadi dan saya lah orang yang mengalaminya sendiri, dimana dialektika primitif yang mengandalakan "ujung bibir" dan "tatapan mata meyakinkan" yang lebih sering disebut politik saku celana. Hal ini merupakan sebuah pemahaman baru yang pernah saya rasakan dalam dunia politik organisasi dimana dialektika yang sebenarnya dianggap wajar dan maklum dalam sebuah dinamika organisasi. Tetapi yang saya rasakan berbeda dan penuh kesan, menggelitik tetapi juga mencengkram lebih keras hingga menjermuskan saya dalam sebuah pemikiran politik gila.

Bermula dari sebuah proses demokrasi yang berlangsung disebuah ormas, dimana mereka memilih pimpinan internalnya, layaknya sebuah proses dan seremoni demokrasi yang tak jauh dari segala dinamika didalamnya, pro dan aktif layaknya pro dan kontra, sebuah dialek permulaan yang tidak terlihat dan tidak terbaca oleh siapapun namun berjalan mulus dan tepat sasaran. Sebuah awal yang baik saya sebagai "bintang" yang ditunjuk dan dielu-elukan sesaat yang dianggap sebagai pemimpin dan dianggap memenangkan kompetisi demokrasi.

Fikiran saya mengacu pada satu konsen dan hati saya menyatakan "Ada yang bungkam disini!" dilain sisi timbul pula pertanyaan "Siapa nanti yang akan menghancurkan dan menjatuhkan saya sejatuh-jatuhnya?" Ini bukan perumpamaan, namun ini lah yang dinamakan "Dialektika Politis" yang pernah dirasakan Tan Malaka semasa dia dibuang dan dipenjarakan oleh negara.

Selanjutnya, adalah sebuah "Etika" yang dipermainkan dalam sebuah wadah cantik yang bernama " Kepentingan dan Ambisi" dimana orang-orang kontra terhadap saya mengedepankan etika yang baik didepan saya untuk sebuah "penjegalan" politis. Percaya tidak percaya tapi inilah realita, walaupun tak satupun bukti yang menguatkan memihak pada saya namun informasi-informasi terus menerus masuk pada saya dan membawa saya dalam sebuah pemikiran itu tadi.

Dapat disimpulkan bahwa keterkaitan antara Politik dan Etika yang dikemas dalam sebuah dialektika pertentangan tak ada habisnya yang mengatas-namakan kesucian dengan terus mengedepankan etika, etika, etika, etika dan etika. Selalu berambisi dan selalu berkepentingan.

Pada saatnya akan saya buat "tergeletak" tak berdaya dengan Politik-etikanya dan ambisi-ambisinya....

{ 0 komentar... read them below or add one }

Posting Komentar