Basketball is need passion = Kota Surakarta (Solo)

Diposting oleh Adam Syarief Thmrn on Jumat, 14 Juni 2013

Selamat Pagi kota Solo dengan warganya yang ramah. Selama 3 hari sejak Jumat hingga minggu besok saya akan berada di Solo / Surakarta. Kota keraton yang berada dekat dengan Jogjakarta dan masih memiliki keterkaitan kesultanan antar kedua daerah ini, kota budaya yang luwes dan ramah warganya, kehidupan dan aktivitas kota yang kalem memberikan kesan baik pada saya bahwa inilah kota ramah yang sebenarnya. 

Solo dan Basket, di dunia olahraga khususnya basket kota ini memiliki rekod yang baik, kalau tidak salah di tahun 2010 Solo pernah ketempatan menjadi tuan rumah NBL Seri IV (kalo salah mhn diralat hehe) tepatnya di Sritex Arena. Memiliki stadium basket yang baik berarti kota ini secara tidak langsung memiliki keinginan untuk pengembangan potensi olahraga yang ada di kota ini, sejaka DBL merambah kota Solo dan NBL hadir. Geliat basket addict sangat terasa di kota ini. Ternyata tak disangka kota Solo beserta warga masyarakatnya memiliki kecintaan yang besar terhadap basket dan passion yang tinggi akan olahraga yang satu ini, bagaimana tidak, passion yang begitu tinggi akan olahraga basket menjadikan Pemerintah setempat melakukan banyak pembenahan dan revitalisasi hal yang mendasar terkait olahraga dan prestasi olahraga basket, hal serupa juga dilakukan sekolah-sekolah setempat untuk melakukan "Perkaderan" anak-anak potensial dalam olahraga basket. Tim Putra-Putri Sritex Solo memiliki kualitas skill yang baik, saya sempat menyaksikan latihan mereka di sritex arena dan menurut salah satu staff tim sritex dragon, Vina Margareta, kemampuan dan skill anak-anak terbaik kota Solo boleh diadu dengan pemain terbaik daerah lain. Sritex Dragon Solo sendiri sudah terlebih dahulu berada di klasemen WNBL Indonesia.
Semoga tidak hanya Solo, semoga kota-kota yang lain juga memiliki passion yang sama terhadap pengembangan potensi olahraga Basket. Amin.
More aboutBasketball is need passion = Kota Surakarta (Solo)

Ingin masuk surga? Yuk, hindari "Debat Kusir"

Diposting oleh Adam Syarief Thmrn on Minggu, 09 Juni 2013

Saya tertarik dengan tulisan Ustadz Fuad Al Hazimi yg satu ini, memang sempat dimuat juga di portal Ar Rahmah dan beberapa media online lain. Selamat membaca :)

Rasulullah -shollallohu ‘alaihi wasallam- bersabda :

أَنَا زَعِيمٌ بِبَيْتٍ فِى رَبَضِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْمِرَاءَ وَإِنْ كَانَ مُحِقًّا وَبِبَيْتٍ فِى وَسَطِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْكَذِبَ وَإِنْ كَانَ مَازِحًا وَبِبَيْتٍ فِى أَعْلَى الْجَنَّةِ لِمَنْ حَسَّنَ خُلُقَهُ

“Aku menjamin sebuah rumah di pinggir jannah (surga) bagi siapa saja yang meninggalkan perdebatan berkepanjangan meskipun ia dalam kebenaran (al haq), juga sebuah rumah di tengah jannah bagi siapa  saja yang meninggalkan berbohong walaupun ia sedang bercanda, serta sebuah rumah di puncak jannah bagi siapa  saja yang berakhlak mulia”

(HR. Abu Dawud, Dinyatakan Hasan shahih oleh Syaikh Al Albani)

Umar Bin Khattab berkata :

لا يجد عبد حقيقة الإيمان حتى يدع المراء وهو محق ويدع الكذب في المزاح وهو يرى أنه لو شاء لغلب

“Seseorang tidak akan merasakan hakikat iman sampai ia mampu meninggalkan perdebatan yang berkepanjangan meskipun ia dalam kebenaran, dan meninggalkan berbohong meskipun hanya bercanda padahal ia tahu seandainya ia mau ia pasti menang dalam percebatan itu”

(Kanzul Ummal juz 3 hal 1165)

Imam Ishaq bin Isa berkata :

المِراء والجِدال في العلم يَذهبُ بنور العلم من قلب الرجل

“Imam Malik bin Anas mengatakan : “Debat kusir dan pertengkaran dalam masalah ilmu akan menghapuskan cahaya ilmu  dari hati seseorang”

Imam Ibnu Wahab berkata : “Aku mendengar Imam Malik bin Anas mengatakan :

المراء في العلم يُقسِّي القلوب ، ويورِّث الضغن

“Perdebatan dalam ilmu akan mengeraskan hati dan menyebabkan kedengkian”

(Jaami’ al Uluum wak Hikam 11/16)

DI ANTARA TANDA SEBUAH DISKUSI TELAH BERUBAH MENJADI DEBAT KUSIR

1. Nada suara mulai meninggi

2. Tulisan mulai menggunakan istilah yang emosional

3. Mulai muncul kata-kata ejekan atau sebutan yang merendahkan

4. Mengulang-ulang argumentasi

5. Mengingkari aksioma

6. Menolak logika

7. Mulai melibatkan perasaan dan emosi yang berlebihan

aksioma = pernyataan yang dapat diterima sebagai kebenaran tanpa harus melalui pembuktian

Jika sudah seperti ini, sebaiknya segera tinggalkan saja karena bukan manfaat yang akan kita dapat, melainkan justru madhorot. Bukan ukhuwwah yang kita raih, melainkan kebencian dan kedengkian yang kita peroleh.

لاَ تَعَلَّمُوا الْعِلْمَ لِتُبَاهُوا بِهِ الْعُلَمَاءَ وَلاَ لِتُمَارُوا بِهِ السُّفَهَاءَ وَلاَ تَخَيَّرُوا بِهِ الْمَجَالِسَ فَمَنْ فَعَلَ ذَلِكَ فَالنَّارُ النَّارُ

“Janganlah kalian mencari ilmu untuk menandingi para ulama atau untuk mendebat orang-orang bodoh atau agar bisa menguasai pertemuan dan majlis-majlis.  Barangsiapa yang berbuat seperti itu, maka neraka baginya, neraka baginya”  

(Diriwayatkan oleh Ibnu Hibban, Ibnu Majah dan Al Hakim, beliau menyatakan bahwa hadits ini Shahih dengan para periwayat yang terpercaya sesuai dengan syarat-syarat Imam Muslim)

  • BERBANTAH-BANTAHAN : SEBAB KEKALAHAN PERJUANGAN DAN JIHAD

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِذَا لَقِيتُمْ فِئَةً فَاثْبُتُوا وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ وَأَطِيعُوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَا تَنَازَعُوا فَتَفْشَلُوا وَتَذْهَبَ رِيحُكُمْ وَاصْبِرُوا إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ

“”Hai orang-orang yang beriman. apabila kamu memerangi pasukan (musuh), Maka berteguh hatilah kamu dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung. Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya, DAN JANGANLAH KAMU BERBANTAH-BANTAHAN, YANG MENYEBABKAN KAMU MENJADI GENTAR DAN HILANG KEKUATANMU dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”. (QS Al Anfal 45 – 46)

  • KUNCI-KUNCI KEMENANGAN DALAM JIHAD

Imam Ibnul Qoyyim Al Jauziyyah menjelaskan ayat 45 – 46 surah Al Anfal dengan penjelasan berikut :

“Di sini, Alloh memerintahkan lima hal kepada para mujahidin. Tidaklah kelima hal ini terkumpul dalam tubuh sebuah kelompok melainkan kelompok itu pasti menang, walau pun jumlahnya sedikit dan jumlah musuhnya banyak :

Pertama: Istiqomah dan tsabat

Kedua: Banyak berdzikir (mengingat) menyebut nama Alloh Subhaanahu Wa Ta’ala

Ketiga: Mentaati Alloh dan mentaati Rosul-Nya

Keempat: Persatuan kalimat dan tidak saling berbantah bantahan, karena itu akan menghantarkan kepada kegentaran dan kelemahan. Berbantah-bantahan ini adalah tentara yang bisa menguatkan musuh dari orang yang saling berbantah-bantahan untuk mengalahkan mereka. Karena dengan bersatu, suatu pasukan seperti seikat anak panah yang tidak seorang pun mampu mematahkannya. Jika anak panah itu dipisah-pisah, musuh akan bisa mematahkannya.

Kelima: Yang merupakan kunci, pilar dan penopang keempat hal di atas, yaitu : Sabar.

Inilah lima hal yang menjadi dasar terbangunnya kemenangan. Ketika kelima hal ini –atau sebagiannya— hilang, kemenangan pun akan hilang sebanding dengan berkurangnya sebagian darinya. Jika semuanya terkumpul, satu sama lain akan saling menguatkan, sehingga pasukan tersebut akan melahirkan pengaruh yang besar dalam meraih kemenangan. Ketika kelima hal ini terkumpul dalam diri para shahabat, tidak ada satu pun bangsa di dunia yang mampu menandingi mereka. Mereka taklukkan dunia dan seluruh rakyat serta negeri tunduk kepada mereka. Tatkala generasi sepeninggal mereka berpecah belah dan melemah, terjadilah apa yang terjadi, la haula wa la quwwata illa billaahil ‘Aliyyi ‘l ‘Adzim; tiada daya dan kekuatan melainkan (dengan) pertolongan Alloh yang Mahatinggi lagi Maha Agung.

(Al Furusiyyah : Ibnul Qoyyim Al Jauziyyah hal 506)

  • DZIKIR : BATU BATA UNTUK MEMBANGUN RUMAH DI JANNAH

أن بيوت الجنة تبنى بالذكر فإذا أمسك الذاكر عن الذكر أمسكت الملائكة عن البناء

“Sesungguhnya rumah-rumah kita di jannah dibangun dengan dzikir, maka ketika seseorang berhenti berdzikir, malaikat pun berhenti membangun rumah itu”

(Al Wabil Ash Shoib – Ibnul Qoyyim Al Jauziyyah 1/109)

 

*********

اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَالْجُبْنِ وَالْبُخْلِ وَالْهَرَمِ وَعَذَابِ الْقَبْرِ

“Ya Allah aku berlindung  kepada-Mu dari lemahnya hati dan kemalasan, sifat pengecut, kikir, kepikunan dan dari azab kubur”.

اللَّهُمَّ آتِ نَفْسِى تَقْوَاهَا وَزَكِّهَا أَنْتَ خَيْرُ مَنْ زَكَّاهَا أَنْتَ وَلِيُّهَا وَمَوْلاَهَا

 

“Ya Allah limpahkan pada hatiku ketaqwaan kepada-Mu dan sucikanlah ia sesungguhnya Engkau lah sebaik-baik Yang Mensucikan hati. Engkau lah pelindung hatiku dan Yang Paling dicintainya”.

اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لاَ يَنْفَعُ وَمِنْ قَلْبٍ لاَ يَخْشَعُ وَمِنْ نَفْسٍ لاَ تَشْبَعُ وَمِنْ دَعْوَةٍ لاَ يُسْتَجَابُ لَهَا

“Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari Ilmu yang tidak bermanfaat,  hati yang tidak pernah tenang, nafsu yang tidak pernah merasa puas dan dari do’a yang tidak pernah dikabulkan”

(HR Bukhari Muslim)

Walahulallam bi showab


More aboutIngin masuk surga? Yuk, hindari "Debat Kusir"

Meng-Indonesia-kan Indonesia!

Diposting oleh Adam Syarief Thmrn on Jumat, 07 Juni 2013

Opini singkat
Oleh: Adam Syarief Thamrin H
Mahasiswa FISIP Universitas Airlangga


Manifesto besar orde lama tentang nasionalisme dan gerakan Pancasilaisme dewasa ini tidak lagi terdengar gaungannya, kalau pun terdengar gaungannya tidak lagi sebesar dulu saat founding father negara Indonesia mengupayakan massification movement ideology pancasila. Realita yang terjadi saat ini, manifesto besar yang seharusnya menjadi tumpuan pokok utama negara dalam sistem pengelolaan dan manajemen negara tidak lagi se-Sakral. Lebih tepatnya "De-Sakralisaai" padahal Indonesia adalah satu-satunya negara yang konsisten menurut negara-negara lain dalam implementasi dan penerapan ideologi secara mandiri dan perlu diketahui pula, ideologi pancasila sebagai manifesto besar tumpuan pokok bangsa dan negara Indonesia sejatinya telah melalui fase-fase penggodokan yang cukup panjang dan tentu dinamika yang luar biasa pada masanya juga dilalui.

Jika kita mengingat tragedi pemberontakan PKI pada tahun 1965 yang berusaha melakukan kup atau kudeta terhadap pemerintah dan negara dengan dasar dan landasan komunis dan teori komunis negara, tentu sangat ironi keadaan pada masa itu, dan tentu, kita tidak ingin hal yang serupa terjadi lagi idmasa-masa sekarang. Saat ini Indonesia harus berbenah sebenah-benahnya, berkembang untuk bisa lebih maju, melakukan pengembangan dan implementasi kerakyatan terhadap manifesto besar Pancasila dan Nasionalisasi aset bangsa dan negara. Melalui opini singkat ini, saya hanya ingin berpesan bahwa "Meng-Indonesia-kan Indonesia terlebih dahulu sangat harus di prioritaskan sebelum negara kota dibeli bangsa lain" 


More aboutMeng-Indonesia-kan Indonesia!