#RiseWithHope bicara soal UNAS.

Diposting oleh Adam Syarief Thmrn on Selasa, 16 April 2013

Press Release
UNAS = Standarisasi Pendidikan yang Gagal Total. evaluasi dan hapuskan!!!

Seperti yang sudah kita ketahui bersama, pelaksanaan UNAS tingkat SMA/Sederajat yang sedianya diadakan pada tanggal 15-18 April 2013 serentak di seluruh Indonesia tidak berjalan sebagaimana mestinya. Distribusi soal yang kacau dan perusahaan pemenang tender percetakan naskah soal UNAS yang tidak bisa menyelesaikan pekerjaannya tepat waktu mengakibatkan 11 Provinsi "molor" melaksanakan UNAS. Padahal, "Proyek Pendidikan" yang digadang-gadang pemerintah sebagai acuan stabilisasi pendidikan nasional itu sudah menghabiskan trilyunan rupiah dana APBN, tentu jumlah yang dikeluarkan pemerintah dengan realitas yang ada tidak sepadan bahkan bisa dikatakan, pemerintah "Gagal" untuk yang kesekian kalinya dalam penyelenggaraan UNAS ini. Sudah jelas-jelas kemunduran pelaksanaan UNAS dibeberapa daerah sudah menyalahi prinsip dan azas keadilan, jika ada kendala seharusnya jadwal UNAS dimundurkan serempak agar tidak terjadi isu-isu buruk terutama tentang kebocoran soal dan jawaban. Akan tetapi nyatanya, pemerintah khususnya Kemendikbud tidak memikirkan hal tersebut.

DPR harus cermat dan evaluasi total
banyak hal yang harus dijadikan bahan evaluasi pelaksanaan UNAS tahun ini, bahkan DPR harus secara cermat dan tegas mengevaluasi pelaksanaan UNAS tahun ini yang kacau-balau ini. Bagaimana tidak? Mulai dari percetakan naskah soal yang tidak beres sehingga mengakibatkan UNAS mundur di beberapa daerah, munculnya mafia bocoran soal UN yang meresahkan sehingga merusak akhlaq dan moral pelajar peserta UN, bahkan tidak sedikit yang melakukan praktek ritual yang menyimpang seperti perdukunan, dan lain sebagainya hanya untuk lulus Ujian Nasional. Bagaimana pemerintah ingin membangun pendidikan nasional yamg baik jika dalam proses didalamnya tidak seperti yang diinginkan, kacau dan tidak tersistem dengan baik.

UNAS merusak karakter dan moral serta akhlaq pelajar, pelajar setiap harinya harus di-cekok'i dan ditakut-takuti dengan pelaksanaan UNAS seakan-akan UNAS adalah momen sakral dan menakutkan padahal tanpa pemerintah menyadari, mereka (pelajar) sudah menghabiskan waktu belajarnya selama 12 tahun bagi yang SMA, dan 9 tahun bagi yang SMP serta 6 tahun bagi yang SD, banyak hal yang mereka dapat antara lain pendidikan moral, etika, karakter dan semua itu seakan-akan hilang dihapuskan oleh 4 hari yang "sakral" yakni Unas (sebagian besar).

Maka, memperhatikan situasi dan kondisi serta pelaksanaan UNAS yang semakin tahun semakin kacau dan buruk, kami tidak ingin sistem pendidikan di negeri tercinta ini makin jelek dan tercoreng. Kami menganggap semua kebijakan pemerintah soal standarisasi pendidikan utamanya UNAS adalah "KEBIJAKAN YANG GAGAL DAN MEMALUKAN"
Kami juga merasa kebijakan "EKSPERIMEN (coba-coba)" ala Kemendikbud ini hanya pemborosan Uang negara via APBN dan menyengsarakan guru dan siswa se-Indonesia.

Maka, kami menuntut dan mendesak kepada DPR dan Pemerintah beberapa hal :
Kepada DPR :
1. Panggil dan evaluasi total seluruh unsur pelaksana dan penyelenggara UNAS termasuk Mendikbud

2. Panggil dan evaluasi salah satu perusahaan percetakan naskah UNAS (PT Ghalia Printing) yang gagal mencetak naskah soal unas tepat waktu. Kami merasa ada indikasi penyimpangan dalam pelaksanaan tender perusahaan tersebut

3. Desak pemerintah untuk menghapuskan UNAS dan memperbaiki serta membenahi alat dan sistem pendidikan terlebih dahulu.

Kepada Pemerintah :
1. Kepada Presiden Republik Indonesia bapak Susilo Bambang Yudhoyono, sudah jelas bahwa Mendikbud "Tidak Becus" dalam hal pelaksanaan dan penyelenggaraan UNAS, maka perlu dievaluasi dan dipertimbangkan posisi Jabatan Mendikbud yang saat ini, belum lagi banyak proyek-proyek pendidikan lain yang sangat meresahkan seperti halnya UN, Kurikulum 2013, dll

2. Benahi terlebih dahulu seluruh infrastruktur pendidikan di Indonesia baik fisik bangunan sekolah, alat pendidikan dan akses ke pusat pendidikan di daerah-daerah terpencil, kami tegaskan UN bukan standarisasi Pendidikan, UN jelas-jelas melanggar prinsip keadilan. Bagaimana mungkin penyama-rataan standarisasi pendidikan nasional ala UN, bagaimana nasib kawan-kawan kami di daerah terpencil? Dipulah terpencil? Di sekolah yang hampir rubuh? Kami mohon agar hal tersebug diperhatikan dengan baik dan seksama.

3. Hapuskan UNAS! Selamatkan etika, moral dan akhlaq pelajar Indonesia.

Demikian pernyataan dan tuntutan kami, semoga bisa dijadikan sebagai bahan pertimbangan menuju Pendidikan Nasional yang lebih baik, lebih maju, lebih bermartabat dan bermoral.

Hidup Pelajar Indonesia!!!
Nuun walqolami wama yasthuruun
More about#RiseWithHope bicara soal UNAS.

#RiseWithHope2 : Menumbuhkan kesadaran kritis menjelang Musda IPM Surabaya

Diposting oleh Adam Syarief Thmrn on Jumat, 12 April 2013

Pagi ini, Sabtu (13/4), PD IPM Kota Surabaya menggelar kegiatan lokakarya materi Musda 18 IPM Surabaya di aula kantor IPM kota Surabaya Jl Sutorejo 73-77. Pagi ini pun saya terperanjak melihat antusiasme kader-kader IPM Surabaya yang "masih" mau diajak belajar mengenai manifesto gerakan pelajar dan konsepsi besar gerakan menuju passion IPM Surabaya, mewujudkan pelajar yang terampil, berilmu dan berakhlaq mulia. Memang disadari passion yang tak mudah diraih dan tak semudah membalikkan telapak tangan Firaun (lagi-lagi firaun...).

Di momen ini pun saya menyadari ternyata ini lah salah satu faktor stimulan utama dalam rangka #RiseWithHope dilingkungan organisasi pelajar muhammadiyah ini, bibit-bibit kesadaran kritis pun muncul disini dan terlihat sekali karakter kritis dan dinamis pelajar Indonesia yang kental dengan ke Ingin Tahuannya yang besar.

Saya pun salut dengan sahabat-sahabat yang menjadi tim materi Musda, yang sudah menguras pemikirannya untuk mewujudkan gagasan dan pemikiran didepan kader-kader peserta lokakarya. Yaa, inilah gerakan, inilah upaya massifikasi gerakan, menuju passion IPM. Selamat berlokakarya.
More about#RiseWithHope2 : Menumbuhkan kesadaran kritis menjelang Musda IPM Surabaya

#RiseWithHope1 : Jalan terjal menuju Musda, passion organisasi yg meledeak-ledak (maybe)

Diposting oleh Adam Syarief Thmrn

Sudah tak terasa 1 Periode ini saya lewati bersama sahabat-sahabat di jajaran pimpinan daerah IPM Kota Surabaya, 2 Tahun sudah kami mengukir asa untuk melejitkan keinginan yang membara sebagai aktivis pelajar. Ya ya, kami berkarya dan berinovasi selama kurun waktu 2 Tahun itu, waktu yang tak sebentar, tetapi juga waktu yang tak lama.
Entah mengapa ya.. Saya ini masih merasa kurang dan merasa tak rela meninggalkan jabatan sebagai ketua unum di PD IPM Sby, why? Bukan masalah gila jabatan, bukan masalah rakus, bukan masalah "kedunyan" melaninkan saya merasa 2 tahun berlalu memimpin PD IPM Kota Surabaya masih kurang memberikan #RiseWithHope pada segenap jajaran dan organisasi tercinta ini. Memang, ideal lah waktu yang dibutuhkan untuk membangung sebuah passion, 2 Tahun juga bukan waktu yang sebentar.

Saya menginstropeksi diri, selama 2 tahun kemarin apa saja yang sudah saya lakukan dan apa yang belum saya lakukan saya sadari ternyata "banyak" juga Pr yang masih belum saya realisasikan pada periode kepempinan saya dulu, sebagai contoh saya belum menggelar JTA/Job Training Administration untuk cabang ranting, hal lain yang mengganjal adalah masih tersisa project rintisan 2 cabang yakni cabang IPM Kenjeran dan Simokerto yang sampai saat ini masih dalam fase koordinasi internal dan penguatan unsur pimpinan. Hal itulah yang sebenarnya masih mengganjal didalam hati sebelum langkah kaki ini bergerak meninggalkan meja pimpinan IPM Surabaya. Memang waktu yang diberikan cukup lama namun merealisasikan hal tersebut ternyata juga tak semudah membalikkan telapak tangan Firaun, semua butuh fase, semua butuh proses yang cukup panjang. Inilah organisasi.

Jalan terjal menuju musda? Ya, sudah saya uraikan jalan terjal yang harus saya lalui menuju musda, "Kegusaran Hati" dan rasa tidak puas, tapi harus disadari lah yang namanya Manusia memang tak luput dari kelemahan, selama sudah berupaya sebaik mungkin nilai positif pasti akan muncul. Saya percaya dan berharap, #RiseWithHope pasti akan ada, IPM Surabaya akan mencapai passionnya suatu saat nanti, insyaAllah.
More about#RiseWithHope1 : Jalan terjal menuju Musda, passion organisasi yg meledeak-ledak (maybe)